Barometer.co.id-Manado. Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (BI Sulut) memprediksi ekonomi Sulut akan tumbuh di rentang 5,1-6,1% pada tahun 2025 ini. Sementara inflasi tahun 2025 dan 2025 diprediksi akan terjaga pada rentang 2,5% +/- 1%.
Hal ini dikatakan Kepala BI Sulut, Andry Prasmuko saat menyampaikan outlook perekonomian Sulawesi Utara pada acara halal bi halal BI Sulut, Kamis (24/04/25). Kegiatan yang mengangkat tema menjaga optimisme menuju Sulawesi Utara maju, sejahtera, dan berkelanjutan ini dihadiri oleh perwakilan stakeholder dari pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, asosiasi, akademisi, pelaku usaha dan media.
“Pertumbuhan ekonomi Sulut pada 2025 ini akan didorong oleh sektor perdagangan, pertanian, serta transportasi,” kata Prasmuko.
Sebelumnya Prasmuko menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Sulut tahun 2024 sebesar 5,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Nasional (5,03%, yoy). Pertumbuhan tersebut didorong tingginya peran konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Hal ini sejalan dengan pangsa kredit Sulut yang didominasi kredit konsumsi dibandingkan jenis lainnya.
Lebih lanjut, kebijakan pemotongan Bl-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada bulan Januari 2025 telah diikuti dengan penurunan suku bunga Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi perbankan Sulut. Adapun dari sisi lapangan usaha, ekonomi Sulut ditopang sektor pertanian dan perdagangan.
Pada tahun 2025, diprakirakan Sulut akan tumbuh di kisaran 5,1-6,1% dan 5,2-6,2% untuk tahun selanjutnya. Pertumbuhan akan didorong oleh sektor perdagangan, pertanian, serta transportasi.
Berkenaan perubahan harga, pada bulan Maret 2025 terjadi inflasi dibandingkan bulan sebelumnya yang diakibatkan berakhirnya subsidi tarif listrik secara nasional disertai kenaikan harga komoditas cabai rawit dan tomat.
Meskipun demikian, inflasi Sulut masih dalam sasaran target nasional. Inflasi di Sulut pada tahun 2025 dan 2026 diprakirakan masih akan terjaga pada rentang 2,5% +/- 1% seiring penguatan ekosistem pangan melalui Program Swasembada Pangan serta peningkatan ketahanan pangan strategis melalui rangkaian program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Pada kesempatan tersebut, terdapat penyampaian pendapat dan insight yang disampaikan oleh Erwin Situmorang selaku Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Utara: Elvira Katuuk selaku Kepala Bappeda Sulut: Sahril Salim selaku Director of Sales & Marketing dari Hotel Fourpoints Manado: Donald Parayow dari PT. Hasjrat Abadi, dan Nikolas Fajar dari Universitas Negeri Manado.
Pendapat yang disampaikan menyuarakan optimisme pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan ekonomi global. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing stakeholder dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulut dapat dilakukan melalui akselerasi investasi baik yang berasal dari PMA maupun PMDN.
Adapun modal eksisting yang dimiliki juga perlu dioptimalisasi, utamanya pelabuhan dan bandar udara yang telah berskala internasional serta ketersediaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Likupang.(jou)