Barometer.co.id-Manado. Siang itu lalu lintas pesawat di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado tidak terlalu sibuk. Dari Air Traffic Control (ATC) tower, Airnav Indonesia Cabang Manado, terlihat hanya ada beberapa pesawat yang parkir di apron. Dari radar pun terlihat dalam waktu satu jam ke depan hanya ada dua pesawat yang akan mendarat.
Air Traffic Controller yang bertugas saat itu, Marselino Dionisius Loy Raha tetap siaga di depan meja control sambil mengawasi kondisi apron dan juga pergerakan pesawat di radar. Dari tower ATC memang terlihat dengan jelas seluruh airside bandara Sam Ratulangi, mulai dari apron hingga landasan pacu.
Marselino juga sesekali menerima pesan dari Approach Control Unit (APP) yang berada di lantai dasar. APP merupakan unit yang memandu pesawat pada ketinggian 2.500 sd 24.500 feet. Pada Jumat siang, yang bertugas di APP adalah Suyoto Simanjuntak dan Yani Napitupulu.
Marselino mengatakan, Air Traffic Controller bertugas untuk memandu pesawat, baik yang ada di udara maupun di ground supaya bisa sampai ke tujuan dengan selamat.

Selain Marselino ada juga personil lainnya yang siaga di tower ATC yakni Ashar Hamid. Mereka berdua setiap dua jam sekali bergantian bertugas memandu pesawat yang akan lepas landas maupun yang akan mendarat. “Kami bergantian bertugas memandu pesawat. Saat yang satu bertugas, personil lainnya menjalankan fungsi asistensi dan supervisi,” kata Marselino.
Pada Jumat (11/04/25) siang itu, Marselino yang bertugas memandu pesawat, yakni yang akan lepas landas, Wings Air tujuan Ternate dan Lion Air tujuan Makassar. Selain itu, ia juga memandu pesawat yang akan mendarat yakni Sriwijaya Air dari Ternate dan Lion Air dari Surabaya.
“Siang ini pergerakan pesawat memang tidak terlalu ramai. Jam sibuk di bandara Sam Ratulangi terjadi pada pagi hari dari jam enam sampai jam delapan pagi. Saat itu banyak pesawat yang tiba dan juga berangkat,” kata Marselino.
Cuaca pada Jumat itu cerah, matahari bersinar terik dan walaupun ada awan di langit, namun tidak mengganggu pandangan. Hal ini membuat pesawat dapat lepas landas maupun mendarat dengan aman tanpa gangguan.
Cuaca yang baik itu pun membuat Marselino tidak menemui kendala untuk memandu pesawat yang lepas landas dan mendarat. “Tantangan di Bandara Sam Ratulangi ini adalah cuaca. Sering terjadi cuaca di sini tiba-tiba berubah menjadi buruk sehingga dapat mengganggu penerbangan,” katanya.
Selama 23 tahun menjalani profesi ini, Marselino mengatakan ada suka dan dukanya. “Sukanya adalah saat mengontrol pesawat bisa tiba dengan selamat dan tidak ada hal-hal yang mengganggu penerbangan. Sedangkan dukanya adalah apabila peralatan tidak berada dalam kondisi terbaik, sehingga membutuhkan effort yang lebih untuk mendapatkan kepastian informasi yang kami terima,” katanya.
Ketua Indonesia Air Traffic Controllers Association (IATCA) Cabang Manado, Andi Aditya Alif Pratama, mengatakan, setiap Air Traffic Controller yang bertugas harus dalam keadaan prima karena menyangkut keselamatan penerbangan. “Oleh sebab itu, sebelum bertugas, Air Traffic Controller harus dicek kesehatannya, baik yang bertugas di APP maupun di tower,” kata Aditya yang juga merupakan Air Traffic Controller yang bertugas di Airnav Cabang Manado.
Aditya mengatakan, Air Traffic Controller yang ada di Airnav Cabang Manado ada 30 orang. 28 orang bertugas di ATC dan APP sedangkan dua orang di manajemen. Mereka bertugas dalam tiga shift setiap harinya, di mana dua orang bertugas di tower ATC dan dua lagi APP.
Untuk menjadi Air Traffic Controller, baik yang bertugas di ATC Tower maupun di APP, harus menjalani pendidikan di Politeknik Penerbangan yang ada di tujuh kota di Indonesia, yakni di Politeknik Penerbangan Indonesia di Curug, Makassar, Surabaya, Medan, Palembang, Jayapura, serta satu sekolah swasta di Halim Perdanakusuma Jakarta.(jou)