Barometer.co.id-Tonsewer-Minahasa. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong melakukan panan raya tanaman tomat, kacang batik dan bawang merah yang menggunakan pupuk booster Katrili hasil olahan dari endapan silika panas bumi di Desa Tonsewer Selatan, Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, Senin (26/05/2025).
Pupuk Booster Katrili menggunakan bahan baku endapan silika dari panas bumi di Pembangkit Listrik Tenga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 5 & 6 di Tompaso, Minahasa. Pupuk booster Katrili ini merupakan hasil kerja sama antara PGE Lahendong dan Universitas Gajah Mada.
Panen raya dilakukan bersama oleh Bupati Minahasa, Robby Donodkambey, Wakil Bupati Minahasa Vanda Sarundajang, Direktur Operasi PT PGE, Ahmad Yani, GM PGE Area Lahendong, Albertus Novi Purwono serta perwakilan dari sejumlah instansi.
Pupuk booster Katrili ini diujicoba di demplot PGE Lahendong yang dikelola oleh dua denominasi gereja di Desa Tonsewer Selatan, yaitu Pria Kaum Bapak (PKB) GMIM Getsemani Tonsewer Selatan dan PGK KGPM Tonsewer Selatan. Luas lahan yang digunakan untuk tanaman tomat, kacang batik dan bawang merah oleh dua kelompok tersebut sekitar 7.500 M2.
Ahmad Yani mengatakan, di seluruh wilayah kerja PGE dikelilingi oleh lahan pertanian yang subur. Untuk itu, pihaknya mencari inovasi untuk membantu petani meningkatkan produksi. Salah satu yang kami temui saat berinteraksi dengan petani adalah kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. Untuk itu, inovasi PGE bersama UGM dalam membuat pupuk booster katrili yang berasal dari endapan silika panas bumi dapat menjawab kesulitan petani tadi.
“Kontribusi kami dengan menghasilkan pupuk booster dari endapan silika ini dapat menjawab kebutuhan petani akan pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian,” kata Yani.
Ia mengatakan, sebelum ini telah dilakukan uji coba penggunaan pupuk booster Katrili pada tanaman tomat. Hasilnya tomat tersebut lebih tahan saat diekspor ke luar daerah. “Sebelumnya, tomat yang tidak menggunakan pupuk booster Katrili saat diekspor ke Papua, 30 persennya busuk. Tapi tomat yang menggunakan pupuk booster Katrili lebih tahan, 99 persen masih dalam keadaan baik saat tiba di Papua,” jelasnya.
Bupati Minahasa, Robby Dondokambey memberikan apresiasi kepada PGE Lahendong yang bersama UGM telah memproduksi pupuk untuk digunakan para petani. “Saya memberikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada PGE Lahendong yang telah menginisiasi kegiatan ini,” katanya.
Sinergi antara dunia usaha, masyarakat dan pemerintah menurut Dondokambey sangat penting dalam mensukseskan berbagai program strategis termasuk dalam gerakan menanam untuk penguatan ketahanan pangan dan inflasi daerah.
“Panen raya tidak hanya jadi simbol keberhasilan dari siklus pertanian, namun juga menjadi bukti nyata kolaborasi yang baik dapat menghasilkan manfaat besar bagi masyarkaat,” ujarnya.
Peneliti Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM, Ir. Pri Utami MSc, PhD, IPM yang memulai penelitian pemanfaatan endapan silika panas bumi dari PLTP Lahendong menjadi pupuk mengatakan, endapan silika tersebut memiliki 60 unsur hara seperti abu vulkanik.
“Dari hasil penelitian ternyata didapati bahwa endapan silika panas bumi yang dibawa oleh air, memiliki unsur hara seperti abu vulkanik. Seperti diketahui, abu vulkanik dapat menyuburkan tanaman. Oleh sebab itu, saat ini para petani tidak perlu lagi menunggu gunung meletus untuk mendapatkan tanah yang subur. Sudah ada pupuk booster katrili yang diproduksi dari endapan silika,” katanya.
Endapan silika ini menurut Pri oleh peneliti di UGM, dicampur dengan kitosan untuk memberikan daya menempel pada tanaman. Kitosan ini yang tadinya disebut limbah, bersama dengan endapan silika, kini telah menjadi produk samping yang sangat bermanfaat.
GM PT. PGE Lahendong, Novi Purwono mengatakan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan UGM untuk menyediakan pupuk bagi petani, khususnya yang berada di sekitar wilayah kerjanya PGE.(jou)