Tomohon-Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong akan menambah kapasitas sebesar 50 MW listrik dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, proses pembangunan proyek tersebut sedang berjalan, karena memang untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) membutuhkan waktu 6-7 tahun.
Saat ini, kapasitas PGE Lahendong sebesar 120 MW yang dihasilkan dari Enam PLTP. PLTP unit 1-4 dikelola oleh PLN, sedangkan unit 5 dan 6 dikelola langsung oleh Pertamina.
“Kami berencana untuk membangun PLTP unit 7 dan 8 yang masing-masing memiliki kapasitas 20 MW. Selain itu, kami juga akan membangun pembangkit unit kecil 5×20 MW, sehingga totalnya menjadi 50 MW,” kata General Manager PGE Lahendong, Salvius Patangke di Tomohon, Selasa (22/09).
“Untuk membangun PLTP unit 7 dan 8, saat ini kami sedang melakukan eksplorasi di Tompaso. Ditargetkan untuk unit 7 bisa beroperasi tahun 2025, sedangkan unit 8 pada tahun 2026,” katanya.
Jika sudah beroperasi, maka total kapasitas terpasang di PGE Lahendong menjadi 170 MW. Untuk saat ini dengan kapsitas 120 MW, PGE Lahendong menyuplai 25 hingga 30 persen kebutuhan listrik di interkoneksi Sulawesi Utara-Gorontalo. “Persentase ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Di pulau Jawa maupun Sumatera memang ada PGE dengan kapasitas yang lebih besar, namun secara persentase terhadap kebutuhan di sana kecil. Karena memang kebutuhan listrik di sana jauh lebih besar,” tambah Patangke yang telah berkarir di PGE Lahendong sejak tahun 1997 ini.
Potensi Panas Bumi di Lahendong ini menurutnya langsung dirasakan oleh masyarakat manfaatnya. Berbeda dengan Sumber Daya Alam lainnya seperti emas. “Panas Bumi ini tidak bisa dikirim ke mana-mana. Manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat di sini, yaitu dengan tersedianya listrik. Jadi potensi panas bumi yang berada di daerah ini, dikelola di sini, dan masyarakat langsung merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Apalagi panas bumi ini merupakan sumber energi yang bersih dan tidak merusak lingkungan. Tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan dari panas bumi ini. Berbagai tanaman bisa tumbuh subur di sekitar lokasi pemboran maupun PLTP.
Pjs. Plane and Engineering PGE Lahendong, Fairuz Noor menambahkan, kapasitas PLTP di Lehendong ini kecil-kecil jika dibandingkan dengan di pulau Jawa. Satu PLTP di Lahendong hanya berkapasitas 20 MW. “Kami bisa saja membangun PLTP dengan kapasitas besar, namun untuk daerah ini, akan lebih efektif dengan kapasitas yang kecil. Jika terjadi gangguan pada satu PLTP, maka dampak yang ditimbulkan kecil. Sementara jika satu PLTP dibangun berkapasitas 120 MW, maka jika terjadi gangguan pengaruhnya sangat besar terhadap pasokan listrik,” jelasnya.(jma)