Manado- Pada Rabu (15/09) malam hingga Kamis (16/09) dinihari lalu, sejumlah pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara bersama BPS Kota Manado menelusuri lorong-lorong pasar Karombasan, pasar Bersehati, emperan toko dan pelabuhan Manado. Apa sebenarnya yang mereka cari pada tengah malam di saat orang sedang beristirahat..?
Sekitar jam 12 malam di pasar Bersehati, pegawai BPS yang didampingi petugas kepolisian menemui seorang lelaki yang sedang terlelap di lantai 2 gedung pasar. Mereka membangunkan pria tersebut namun karena mungkin sudah sangat mengantuk, ia tidak menghiraukan dan tetap tidur. Pegawai BPS tidak putus asa dan terus menanyakan identitas dari pria tersebut. Walaupun sambil tiduran, pria tersebut sempat menyebut identitas dirinya. Pegawai BPS pun langsung mencatat apa yang disampaikan oleh pria yang tidur di lantai tanpa beralaskan sehelai koran sekalipun tersebut.
Setelah menemui pria tersebut, pegawai BPS juga membangunkan seorang ibu yang sedang tidur di dego-dego dan menanyakan hal yang sama. Kali ini, petugas tidak kesulitan karena sang ibu, walaupun terlihat sangat mengantuk tapi ia bangun dan menjawab pertanyaan petugas BPS. Tidak berhenti di situ, pegawai BPS yang dibagi dalam beberapa kelompok juga menelusuri sudut-sudut pasar lainnya. Dari pasar Bersehati, petugas melanjutkan ‘kunjungan’ malam ke pelabuhan Manado untuk mencari para Anak Buah Kapal (ABK) di kapal-kapal yang sandar.
Ternyata malam itu BPS Sulut dan Manado memang sedang melakukan night census atau Sensus Penduduk 2020 di malam hari. Dan pegawai BPS di atas merupakan petugas Sensus Penduduk 2020. Tujuan digelarnya sensus malam hari adalah untuk melakukan pendataan warga yang tidak memiliki tempat tinggal atau tunawisma. “Sejak tanggal 1 September hingga akhir bulan nanti, BPS memang sedang melakukan Sensus Penduduk (SP) 2020. Sensus ini melanjutkan SP Online yang dilakukan pada 15 Februari hingga 29 Mei lalu. Dan pada malam ini, secara serentak di seluruh Indonesia, termasuk seluruh kabupaten/kota di Sulut, kami melakukan sensus malam hari. Tujuannya adalah untuk melakukan pendataan saudara-saudara kita yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau tunawisma. Begitu juga dengan Anak Buah kapal (ABK) yang sering bepergian dan sudah tinggal di kapal selama lebih dari satu tahun,” kata Kepala BPS Sulut, Dr Ateng Hartono yang mendampingi petugas sensus Kamis dinihari.
Ia mengatakan, sensus malam hari ini pun dilakukan karena biasanya pada malam hari tunawisma beristirahat di emperan toko ataupun pasar. Begitu juga dengan ABK yang biasanya kembali ke kapal.
“Setiap Warga Negara Indonesia mempunyai hak untuk dicatat. Bukan saja mereka yang memiliki identias dan rumah, tetapi juga mereka yang tunawisma. Oleh sebab itu kami melakukan sensus malam hari, supaya semua penduduk dicatat,” ujar Ateng yang sebelumnya juga melakukan sensus malam hari di pelabuhan Bitung.
Ateng menjelaskan, pada SP2020 ini, BPS melakukan pendataan penduduk secara de jure dan de facto. Dengan demikian, BPS dapat mengetahui dengan pasti jumlah penduduk yang tinggal di satu daerah. Sebab banyak orang yang tinggal tidak sesuai dengan identitas atau KTPnya. “Sebagai contoh, secara de jure, KTP saya di Pontianak, berarti saya tercatat sebagai penduduk Pontianak. Namun secara de facto, saat ini saya tinggal di Manado. Oleh sebab itu saya akan dicatat tinggal di Manado,” katanya.
Sensus Penduduk 2020 September masih akan berlangsung hingga akhir bulan nanti. Jika anda kedatangan petugas sensus, terimalah mereka dengan baik. Petugas SP2020 selalu membawa identitas diri, dan di setiap tanda pengenalnya ada QR Code, yang jika di-scan akan muncul data dari petugas tersebut. Sehingga warga tidak perlu khawatir. Petugas SP2020 juga selalu menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, selalu membawa hand sanitizer dan menjaga jarak. Sebelum menjalankan tugasnya, mereka telah dilakukan tes kesehatan. Bagi anda yang belum dikunjungi petugas sensus, bisa menghubungi Wa center SP2020 di nomor +62 812-9905-2020.(jma)