Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar Sulut Secara Year on Year, Capai 1,12 persen

Barometer.co.id-Manado. Harga beras yang sejak tahun lalu mengalami kenaikan, menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Sulawesi Utara secara year on year (yoy). Komoditas beras pun menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni mencapai 1,12 persen dari inflasi Sulawesi Utara secara year on year pada bulan Februari 2024 sebesar 5,35 persen.

“Secara tahun ke tahun, Sulawesi Utara mengalami inflasi 5,35 persen. Beras menjadi pendorong utama dengan andil 1,12 persen dan daging babi 0,73 persen. Sedangkan komoditas penahan inflasi terbesar adalah cabai rawit minus 0,17 persen dan ikan cakalang minus 0,14 persen,” kata Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Dadan Sudarmadi, saat menyampaikan Berita Resmi Statistik, Jumat (01/03/24).

Dibanding Februari tahun 2023, harga beras saat ini memang sudah berada jauh di atas. Beras medium kini dijual di kisaran Rp15.000/kg, sedangkan beras premium bisa mencapai Rp17.000/kg. Tidak heran komoditas beras menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Sulut secara year on year.

Selain beras, komoditas Daging Babi juga menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni mencapai 0,73 persen. Disusul Daun bawang dengan andil 0,32 persen, tomat 0,27 persen dan Sigaret kretek mesin 0,16 persen. Sementara komoditas penahan inflasi Tahun ke Tahun selain cabai rawit dan Ikan Cakalang adalah Ikan Tude -0,09 persen, ikan malalugis -0,06 persen dan ikan deho -0,04 persen.

Secara month to month, Sulawesu Utara mengalami deflasi 0,63 persen. Dan inflasi tahun kalender -1,04 persen.(jou)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *