Ekonomi Sulut Tahun 2020 Tumbuh -0,99 Persen

Barometer.co.id-Manado. Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2020 mengalami kontraksi atau tumbuh -0,99 persen. Kontraksi ini terjadi akibat sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif sebagai dampak pandemi Covid-19. Pada 2019, Ekonomi Sulut tumbuh 5,65 persen.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Norma Regar mengatakan, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar -25,96 persen, diikuti oleh Transportasi dan Pergudangan sebesar -13,78 persen dan Jasa Lainnya sebesar -10,06 persen.

“Ketiga lapangan usaha tersebut merupakan lapangan usaha yang berkaitan erat dengan aktivitas pariwisata yang mengalami pukulan paling kuat akibat adanya pandemi covid-19 pada tahun 2020,” kata Norma saat menyampaikan rilis pertumbuhan ekonomi Sulut, Jumat (05/02/21).

Sementara untuk lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni Informasi dan Komunikasi sebesar 10,90 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 8,28 persen, dan Pengadaan Listrik, Gas, dan Produksi Es sebesar 6,95 persen.

“Aktivitas masyarakat yang masih cukup banyak dilakukan di rumah seperti work from home, school from home, beribadah dari rumah, serta kegiatan sosial lainnya menyebabkan konsumsi pulsa dan paket data terus meningkat. Hal ini membuat lapangan usaha Informasi dan Komunikasi mengalami pertumbuhan yang tinggi,” katanya.

Sementara Ekonomi Sulut pada triwulan IV 2020 berhasil tumbuh cukup tinggi, yakni 7,66 persen dibanding triwulan III 2020. Norma mengatakan, pada triwulan IV, dari sisi produksi, sebagian besar lapangan usaha mulai tumbuh membaik sebagai dampak aktivitas masyarakat yang terus meningkat. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 16,45 persen.

Secara year on year atau dibanding triwulan IV 2019, Ekonomi Sulut tumbuh -2,33 persen. Dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha Perdagangan, yakni sebesar -8,74 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada komponen Ekspor Barang dan Jasa yakni sebesar -10,43 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Sulut tahun 2020 masih lebih baik dibanding nasional yang terkontraksi lebih dalam yakni -2,07 persen. Namun pertumbuhan ekonomi Sulut masih di bawah Pulau Sulawesi yang tumbuh 0,23 persen. (jm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *