Dalam International Conference of Project Management (ICPM), Malang, 2021, yang dilaksanakan secara online pada tanggal 12 Juni 2021, saya tampil sebagai sebagai salah satu presenter dengan mengedepankan topik potensi wisata berkelanjutan akbar yakni Perayaan 17 Agustus, sebagai atraksi unik yang dapat mendatangkan turis mancanegara dan sebagai penggerak peningkatan ekonomi daerah dan negara.

17 Agustus Sebagai Atraksi Wisata Nasional
Bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya setiap tanggal 17 Agustus. Hal ini telah dilakukan sejak puluhan tahun silam hingga saat ini. Warga Indonesia yang tinggal di seluruh penjuru nusantara, bahkan yang berada di luar negeripun turut merayakan dan menikmati ‘special event’ yang diperingati sekali setahun. Yang menarik dalam event ini adalah meskipun tanggal 17 Agustus diberikan warna merah dalam kalender nasional namun ini bukanlah murni suatu hari libur nasional. Banyak instansi pemerintah dan swasta mewajibkan warga dan personilnya turut hadir dalam ‘upacara bendera’ sebagai salah satu wujud kecintaan terhadap negara dan bangsa.

Perayaan akbar nasional ini dilaksanakan dari tingkat desa hingga ke Istana Kepresidenan. Bahkan diberbagai tempat gema 17 Agustus mulai dirasakan sejak tanggal 1 Agustus dengan digelarnya berbagai atraksi dan lomba seni, olahraga dan teknologi dari tradisional hingga modern. Beberapa diantaranya seperti panjat pinang, tarik tambang, tari balon, dekorasi sekolah dan kantor, lomba desa terbersih, lomba olah raga modern dan tradisional, dan masih banyak lagi.

Sejak memasuki 1 Agustus, banyak kota di Indonesia mulai mendandani keberadaan kota. Ini terlihat dari tampilan warna gedung, jalan, pagar, hiasan  umbul-umbul, lampu jalan, bendera di kendaraan bermotor dan berbagai dekorasi menarik untuk menyambut perayaan puncak 17 Agustus. Jika kita jeli melihat peluang menarik mass tourism inilah saat yang sebenarnya tepat dalam mempromosikan Indonesia. Mengapa demikian? Karena perayaan 17 Agustus memiliki rentang waktu pelaksanaan terbilang cukup lama sekitar 2 minggu bahkan sepanjang bulan Agustus. Dirayakan oleh seluruh unsur warga, tanpa membedakan suku, agama, dan golongan. Semua akan turut merayakan.

Implikasi Terhadap Potensi Wisata Yang Menguntungkan
Dibandingkan dengan peristiwa besar lainnya di Indonesia seperti Manado Fiesta, Tomohon International Flower Festival (TIFF), Jember Fashion Carnaval di Jember, Festival Borneo di Kalimantan, Festival Danau Toba di Sumatera, Festival Pesona Bahari Takabonerate di Sulawesi Selatan, dan Festival Pesona Saronde di Gorontalo, event 17 Agustus mendapat perhatian yang jauh lebih baik. Dengan demikian, perlu dicatat bahwa potensi untuk menarik wisatawan dan pengunjung akan jauh lebih banyak mengingat lamanya perayaan dan ketersediaan berbagai atraksi sepanjang perayaan; bahkan atraksi yang dilakukan secara swadaya masyarakat. Inilah moment dimana Destination Marketing Organization (DMO) daerah beserta instansi terkait melakukan gebrakan untuk menghasilkan pendapatan dan menarik lebih banyak turis khususnya international turis.

Event 17 Agustus sangat jelas berperan sebagai elemen pariwisata yang berkelanjutan karena ini adalah perayaan tahunan yang akan dirayakan dan pastinya akan ada di setiap tahun. Dilihat dari sudut pandang pemasaran pariwisata, 17 Agustus sudah menjadi jenis objek wisata yang lestari karena semua pemangku kepentingan di Indonesia, bahkan hingga di mancanegara, akan melakukan, merayakan, dan bahkan berpartisipasi. Ingat! Bahwa festival pendek lainnya yang disebutkan di atas mungkin memberikan beberapa pertunjukan dan daya tarik yang hebat, namun keunikan hal ini bersifat lokal dan mungkin saja tidak akan berkelanjutan.

Dengan demikian, 17 Agustus dianggap sebagai acara yang sangat spesial yang berpotensi mendorong pengembangan pariwisata di Indonesia. Even special ini memiliki daya tarik tersendiri untuk ‘memancing’ wisatawan, khususnya turis mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia karena terdapat berbagai aktivitas tradisional, permainan, dan perayaan yang terjadi selama acara berlangsung. Ini pasti akan memberi pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan karena mereka bisa menyaksikan atau bahkan mengalami pengalaman pribadi dengan mengambil bagian dalam perayaan 17 Agustus.
Acara tahunan ini akan menjadi daya tarik wisata besar bagi Indonesia untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan dari wisatawan. Dampak ekonomi yang dihasilkan bisa terjadi tidak hanya di satu wilayah di Indonesia, tapi di seluruh wilayah nusantara. Oleh karena itu, pemerintah dan semua pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung harus memperhatikan bagaimana cara untuk terus mengembangkan dan memperbaiki peringatan 17 Agustus menjadi salah satu daya tarik wisata terbesar di Indonesia.

Tulisan ini tidak membahas bagaimana merumuskan strategi pemasaran untuk event 17 Agustus, namun hanya memaparkan bahwa event ini dapat menjadi magma daya tarik wisata dunia.
Beberapa teman saya di luar negeri sangat menantikan moment ini karena yang mereka lihat di youtube dan dengar dari berbagai sumber bahwa moment 17 Agustus merupakan saat-saat menarik melihat atraksi formal maupun non-formal, tradisional dan unik berciri-khas Indonesia. Inilah saatnya, kita wajib mempromosikan 17 Agustus sebagai moment nasional untuk menarik kunjungan wisata yang lebih banyak lagi. Gampang saja bagi kita untuk turut mempromosikan atraksi wisata 17 Agustus dan mendukung perkembangan wisata Indonesia; foto, rekam, dan share dalam media sosial dan internet semua atraksi tradisional, unik, lucu dan positif.
Yang saya bayangkan di masa depan, para turis datang dan diberi kesempatan ikut panjat pinang, parade figura, tarik tambang ataupun atraksi tradisional unik lainnya! Apa yang akan mereka rasakan? Pasti suatu pengalaman tak terlupakan saat merayakan event 17 Agustus. Suatu perasaaan dan kenangan yang benar-benar truly and uniquely Indonesia. Penulis: Teddy Tandaju SE MBA (ADV)
Dosen Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen, Unika De La Salle Manado & Certified Business Coach.