Barometer.co.id-Manado. Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H yang tinggal dua pekan lagi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara mewaspadai adanya tekanan inflasi. Sebab secara historis, jelang tekanan inflasi menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) cenderung meningkat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat mengatakan, rata-rata tekanan inflasi pada empat tahun terakhir sebesar 0,39 persen (mtm) pad periode HKBN.
“Untuk bulan April 2022 ini, beberapa komoditas yang ditenggarai akan menjadi pendorong inflasi adalah yang harganya diatur pemerintah seperti bahan bakar dan angkutan udara. Sementara komoditas yang harganya bergejolak seperti minyak goreng diperkirakan juga masih mengalami kenaikan, di samping komoditas inflasi inti seperti barang elektronik dan kebutuhan pribadi lainnya yang berpotensi meningkat di tengah pemberlakuan PPN 11 persen,” kata Arbonas pada High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulut, Rabu (20/04).
Arbonas mengatakan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Sulawesi Utara sampai dengan minggu pertama bulan April 2022, pihaknya telah memantau pergerakan kenaikan harga beberapa komoditas seperti cabai rawit, tomat, cabai besar, minyak goreng, daging sapi, dan telur ayam ras.
“Untuk itu, kami berharap bahwa seluruh Kabupaten/Kota dapat memperhatikan perkembangan harga komoditas strategis di masing-masing daerah, serta melanjutkan upaya pemantauan harga serta pasokan terutama pada masa Ramadhan dan Idul Fitri 2022,” ujar Arbonas.
Dalam upaya penanganan inflasi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan langkah awal dengan penyusunan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024. Peta Jalan ini juga telah menjadi pedoman di Kabupaten/Kota dalam penyusunan roadmap serupa di wilayah kerja masing-masing. Menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri ini, BI meng highlight beberapa sub-program penting yang dapat dilakukan bersama yakni:
- Peningkatan stabilisasi harga dan stok bahan pokok melalui koordinasi pemerintah pusat, daerah, dan satgas pangan;
- Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah;
- Fasilitasi distribusi pangan oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC);
- Peningkatan kualitas dan keakuratan data harga dan pasokan; serta
- Menjaga ekspektasi masyarakat melalui komunikasi rutin dan media terpercaya.
HLM TPID Sulut yang digelar di Kantor Bank Indonesia Sulut ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, serta beberapa bupati, walikota dan wakil walikota di Sulut.(jm)