Barometer.co.id – Amurang
Diduga terkena dampak dari bencana yang menimpa jembatan Ranowangko, Gereja Sentrum GMIM Shalom Amurang oleh Wakil Bupati Petra Yani Rembang (PYR) agar dikosongkan. Permintaan pengosongan diakibatkan adanya retakan pada lantai sehingga sejumlah tehel rusak dan terlepas. Peristiwa rusaknya lantai Gereja terpantau pada Selasa (21/06) sekira pukul 22.00 Wita.
Wakil Bupati bersama Pendeta Jemaat Shalom Ramles Mangalehe dan tim PU Pemkab Minsel saat melihat lokasi kerusakan, Rabu (22/06) melihat tehel yang rusak tercabut dari tempatnya. Diduga diakibatkan bagian lapisan bawahnya telah kosong.
“Peristiwa ini realita, dan saya melihat langsung di dalam gereja ini ada kerusakan tehel yang tercabut. Bukan hanya itu, saya juga mencoba menghentakan kaki dibagian lainnya rupanya bagian bawah tehel terasa kosong. Bunyi kekosongan ini lain dari pada yang lain tadinya tidak seperti ini bunyi lantai ini,” tukas Wabup.
Menyikapi adanya kemungkinan terburuk, Wabup mintakan agar barang-barang bantuan bencana dan kursi-kursi gereja dan yang lainnya segera dikeluarkan dan dipindahkan. “Gereja ini segera dikosongkan sembari menunggu diturunkan tim teknis untuk memeriksa lokasi ini,”ujar Rembang.
Rembang menambahkan untuk sementara waktu dilokasi jangan ada sekumpulan orang. Sebab belum diketahui apa yang menjadi penyebab. Apakah dampak dari kejadian pekan lalu atau faktor lain. Masih harus menunggu hasil pemeriksaan ahli.
“Kita harus berjaga-jaga dan berdoa. Ketika kita diberi hikmat dari Tuhan haruslah kita gunakan seturut kehendakNya. Saya minta kepada Pendeta ketua jemaat untuk sementara waktu jam ibadah tidak dilaksanakan digereja ini hingga menunggu hasil tim teknis,” pinta PYR.
Lanjut dikatakannya nanti bila lokasi ini benar-benar sudah dipastikan aman, baru kemudian dilakukan aktifitas seperti biasa. “Lebih baik kita berjaga-jaga dari pada kita mengobati, sekali lagi lokasi ini belum aman,”imbuh Wabup.
Sementara itu Pendeta Ketua Jemaat menyampaikan, berawal kejadian hari Selasa kemarin sekira pukul 10 malam. Para Pemuda gereja setempat sedang mengatur barang-barang bantuan bencana di dalam gereja, tiba-tiba terdengar suara retak. Kemudian ada salah satu bagian tehel didekat pintu masuk gereja bergerak merucut keatas lalu pecah, sehingga tehel tersebut tercabut dari tempatnya.
“Setelah ditinjau langsung Pemkab Minsel oleh Wabup bapak Pendeta Rembang. Gereja sekarang dikosongkan lebih dulu. Barang bantuan bencana digudang yang boleh menampung ini juga dipindahkan. Selain itu untuk jam ibadah dilaksanakan di tempat lainnya, mengingat lokasi ini belum aman,”ujar Pendeta Ramlbes Mangalehe Mth.
Disisi lainnya Wabup usai meninjau lokasi tersebut langsung menemui beberapa pedagang kelontong yang jauh dari lokasi gereja dapat membantu meminjamkan gudang untuk kiranya boleh menampung barang-barang bantuan bencana.
Sementara itu pada bagian lain dari informasi warga, ada goa alam di dekat muara sungai Ranowangko. Goa tersebut terhubung sampai di bukit Sasayaban. Selain itu juga ada goa yang menghubungkan benteng dengan Gereja.(jim)