Barometer.co.id – Amurang
Sudah lebih dari dua minggu warga Kelurahan Uwuran I Kecamatan Amurang yang terkena bencana longsoran dasar pantai tinggal di pengungsian. Secara logistik hampir tidak ada keluhan. Namun pengungsi kesulitan untuk membuang hajat. Pasalnya fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang disediakan oleh pemerintah masih sangat minim.
Dituturkan oleh Meine Tololiu yang bersama keluarga kini mengungsi di Posko Lewet bahwa fasilitas MCK sangat terbatas. Hanya ada satu, sedangkan jumlah pengungsi ratusan. Belum lagi dengan tim bantuan.
“Tiap hari harus ada antrian untuk MCK. Seringkali harus baku rebe (rebutan, red) apalagi kalau ada kebutuhan buang hajat. Mungkin ini kurang diperhatikan, padahal bagi kami sangat penting selai kebutuhan akan makanan dan lainnya,” tutur Meine.
Memenuhi kebutuhan untuk MCK, warga pengungsi terpaksa harus menempuh jalur bahaya. Mereka kembali ke rumah yang masih memiliki MCK, meski sudah sangat rawan. Sebab kalau hanya mengandalkan fasilitas di pengungsian, pasti tidak akan sempat.
“Dengan terpaksa saya kalau siang hari harus kembali di rumah yang dekat lokasi bencana ini untuk mandi, cuci pakaian dan buang air besar. Tapi kalau sore menjelang malam saya harus kembali ke pengungsian, karena masih takut kalau ada bencana susulan,”unggkap Meine.
Lanjut dia berharap pemerintah dapat menyediakan fasilitas MCK tambahan bagi pengungsi. Selain itu juga kiranya segera lokasi hunian sementara di kilo dua sudah selesai, sehingga mereka dapat segera pindah dan tinggal di tempat lebih layak.
“Kalau sudah selesai bangunan hunian sementara disana itu lebih baik, disana pastinya MCK perlu diperhatikan. Kami titip fasilitas air bersih juga dapat lebih mudah kami dapat nantinya disana. Selain juga akses transportasi bisa difasilitasi,”harap Meine.(jim)