Barometer.co.id – Amurang
Saat ini ada 5 lima tim tehknis melakukan penelitian kembali yang lebih dalam lagi baik dilokasi bencana dan beberapa titik termasuk digereja GMIM Shalom Sentrum Amurang.

Lima tim diantaranya dari Sumber Daya Mineral (SDM), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Balai Wilayah Sungai (BWS) satu Sulawesi, Badan Geologi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD).

Sumaryono yang akrab dipanggil Maryono dari badan Geologi Kementrian SDM menyampaikanyang pasti penelitian ini tidak bole terburu-buru. Namun pihaknya terus bergerak untuk mendapat data akurat sehingga tidak menimbulkan hal ke panikan terhadap masyarakat.

“Kami masih memiliki data mentah, sehingga data-data yang kami dapat tentunya digabungkan dengan data rekan lainnya agar mendapat kesimpulan jawaban yang pasti. Harus diskusi dengan BWS karena ini yang disarankan oleh Kementriam Koordinator (Kemenko) harus sinkron data-data yang didapat di lapangan,”ujar Maryono.

Menurutnya kemungkin dugaan ada longsoran di bawah pantai kemudian menarik garis pantai pesisir.Jarak kedalaman dekat muara itu yang paling dalam, karena itu  sudah jelas terukur dari patrimatri dari dinas PU bahwa disana ada longsoran dibagian bawah.

“Untuk sementara penelitian di lokasi gereja masih sementara penelitian mengambil data jadi belum ada hasilnya, rencana hari Rabu (29/06) dari dinas PU Minsel akan melàksanakan pengeboran di dua titik di gereja sentrum dan dilokasi bapak Ance Durandt Kambìow tujuan untuk mengetahui struktur tanah,”kata Maryono.

Maryono mengingatkan bahwa di sepadan pantai dilokasi tersebut memang harus diamankan. Sehingga tidak bisa ada pemukiman untuk ada aturan jaraknya, itu nanti penjelasan dari dinas PU tata ruang yang tahu, mengingat kejadian ini sudah beberapa kali.

“Fenonomena ini sudah beberapa kali terjadi dan tahun ini merupakan yang terbesar, sebelumnya tahun 1968,1982 berhubung kejadian ini sudah terjadi waktu lalu dan warga juga sudah diingatkan agar tidak mendirikan rumah disekitaran lokasi bencana, tapi sampai saat ini masih ada penduduk dan saat terjadi kali ini yang cukup besar bersyukur tidak ada korban,”imbuhnya.

Menegaskan kembali bahwa Kejadian ini kompleks pada intinya ada longsoran dibawah laut (Sleding) kemudian menarik digaris pantai.

“Jadi kedalaman yang paling dalam mencapai 80 sampai 90 meter itu data yang valid dari PU, yang kami lakukan dilapangan saat ini yaitu  mengetahui kondisi dibawah permukaan, melakukan pengeboran,Pengukuhan bathi metri dari profil kedalaman laut dan hasilnya ada nampak pola longsoran,”tutup maryono bersama katrin Waluko dari bidang SDM.

Untuk diketahui, sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi pantai. Minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.(jim)