Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara 5,93 Persen di Triwulan II/2022

Barometer.co.id-Manado. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II tahun 2022 sebesar 5,93 persen year on year (yoy). Sementara dibanding triwulan sebelumnya, Ekonomi Sulut tumbuh 5,13 (qtq). Dan secara kumulatif pada tahun 2022 ini tumbuh 4,93 persen. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari nasional yang sebesar 5,17 persen.

Pertumbuhan yang cukup tinggi ini menunjukkan roda ekonomi di Sulawesi Utara sudah kembali bergeliat setelah diterpa pandemi Covid-19. Angka ini juga menjadi tertinggi kedua setelah pada triwulan II tahun 2021 yang sempat tumbuh 8,49 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, adanya perayaan hari raya Paskah dan Idul Fitri serta libur sekolah mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 22,38 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,74 persen,” kata Asim.

Asim mengatakan, fenomena pertumbuhan ekonomi pada komponen Transportasi dan Pergudangan adalah pertama adanya momen hari raya Idul Fitri dan Libur Sekolah, serta diperpanjangnya cuti bersama saat hari raya Idul Fitri meningkatkan pergerakan penumpang transportasi umum.

Kedua, kenaikan volume pengiriman perusahaan logistik seiring dengan membaiknya kinerja e-commerce, ketiga dibukanya kembali rute penerbangan internasional baik untuk ibadah umrah maupun wisata. Fenomena lainnya adalah kenaikan volume kendaraan yang melintasi jalan tol pada masa Lebaran dibandingkan lalu lintas harian rata rata.

Sumber pertumbuhan tertinggi pada dari sisi Lapangan Usaha yaitu Transportasi dan pergudangan dengan andil 1,62 persen, Pertanian 1,47 persen dan Perdagangan 1,00.

Sementara dari sisi Pengeluaran, komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yakni 8,74 persen, diikuti Konsumsi Rumah Tangga 6,28 persen.

“Fenomenanya adalah LPNT yang kembali normal setelah adanya pelonggaran pembatasan aktivitas keagamaan dan sosial (Perayaan Paskah dan Idul Fitri yang lebih meriah dibanding tahun sebelumnya), Meningkatnya indikator konsumsi listrik kategori sosial; dan mulai meningkatnya aktivitas partai politik untuk Rakornas dan Rakorda dalam menyongsong pemilu 2024.

Pada sisi Pengeluaran, yang memberi andil terbesar pada pertumbuhan ekonomi adalah Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,92 persen, PMTB 0,43 persen dan Konsumsi Pemerintah 0,18 persen. Sementara komponen lainnya memberi andil 2,49 persen.(jm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *