oleh

BI Proyeksikan Ekonomi Sulut Tumbuh 4,6-5,6 pada TW III/2022

Barometer.co.id-Manado. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara memaparkan kinerja perekonomian Sulawesi Utara tahun 2022 dan proyeksi tahun 2023 pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Rabu (30/11).

Pada Triwulan (TW) III tahun 2022, Pertumbuhan Ekonomi Sulut 6,62 persen, berada di atas nasional 5,72 persen. Dan inflasi 4,72 persen, di bawah nasional yang sebesar 5,71 persen. BI memproyeksikan pada triwulan III tahun 2022, ekonomi Sulut akan tumbuh pada rentang 4,6-5,6 persen. Sedangkan pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Sulut diproyeksikan sebesar 4.5-5,5 persen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara/Kepala Divisi Perumusan dan Implementasi KEKDA Bank Indonesia Sulawesi Utara, Fernando Butar-butar mengatakan, tingginya pertumbuhan ekonomi Sulut salah satunya ditunjang oleh kinerja Lapangan Usaha Pertanian. Sementara dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan Ekonomi Sulut ditunjang oleh tingginya sektor Konsumsi.

“Puji Tuhan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III tahun 2022 mencapai 6,62 persen atau berada di atas nasional, 5,72 persen. Begitu juga dengan inflasi sebesar 4,72 persen, lebih rendah dari nasional 5,71 persen. Angka inflasi Sulawesi Utara ini merupakan perhitungan Bank Indonesia, sebab BPS hanya menghitung inflasi di dua kota di Sulut, yaitu Kota Kotamobagu dan Kota Manado,” kata Fernando.

Dia menjelaskan, perekonomian dunia sejak tahun 2020 mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2021, perekonomian mulai bangkit, namun pada awal 2022 kembali mengalami ketidakpastian akibat perang Rusia Ukraina. Akibat perang tersebut, pasokan energi dunia terhambat karena Rusia merupakan salah satu negera penyuplai energi utama. Begitu juga Ukraina yang menjadi penyuplai gandum besar di dunia. Akibat perang, Ukraina sempat tidak bisa membawa gandum ke luar negaranya.

Fernando menyampaikan, sejak tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Sulut hampir selalu berada di atas nasional. Kecuali pada triwulan III dan IV tahun 2021 dan Triwulan I tahun 2022. Ia mengatakan, dari sisi Lapangan usaha, perekonomian Sulawesi Utara ditopang oleh sektor pertanian yang sangat kuat. Sektor pertanian ini yang mampu membawa perekonomian Sulut tumbuh cukup tinggi pada triwulan III tahun 2022.

Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi menjadi yang paling besar sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebiasaan orang Manado yang sering menggelar pesta membuat sektor konsumsi bertumbuh. “Jadi teruskan berpesta sebab hal ini akan membuat perekonomian Sulut tetap tumbuh,” ujarnya.

Ia mengatakan, perekonomian Sulut masih dapat ditingkatkan lagi, yakni melalui hilirisasi. Karena Sulut tidak mempunyai tambang yang besar, maka hilirisasi di sini adalah untuk sektor pertanian dan perikanan. “Sulut bisa mengembangkan industri perikanan maupun hasil pertanian agar perekonomian meningkat,” tambahnya.

Untuk inflasi, Fernando mengatakan, cabai merupakan salah satu komoditas yang berperan sangat penting. Sebab masyarakat Sulawesi Utara sangat menggemari cabai, dan semua makanan harus menggunakan cabai. Inflasi dapat terjadi di Manado jika harga cabai serta komoditas lainnya lebih di daerah lain, terutama di Maluku Utara. Sehingga komoditas yang ada di Sulut kemudian dijual di Maluku Utara yang harganya lebih tinggi.

“Kami tidak bisa melarang petani untuk menjual hasil pertaniannya ke daerah lain, sebab petani juga harus kita jaga agar mendapatkan penghasilan dengan harga yang layak,” katanya.

Fernando mengatakan, selama tahun 2022 ini, Bank Indonesia Sulawesi Utara bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah meraih hasil yang baik di bidang ekonomi. Selain pertumbuhan ekonomi sebesar 6,62 persen yang berada di atas nasional, kemudian inflasi 4,71 yang lebih rendah dari nasional, juga pencapapain QRIS yang tinggi. Jumlah merchant telah mencapai 196.478 dan pengguna 174.642. Selain itu, tiga pemerintahan, yakni Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemerintah Kota Bitung dan Pemerintah Kabupaten Sitaro telah menjadi Pemda Digital.

Bank Indonesia Sulawesi Utara menurut Fernando memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Sulut pada triwulan IV akan turun dari triwulan III pada rentang 4,6-5,6 persen. Sementara pada tahun 2023 berada pada rentang 4,5-5,5 persen.

Sementara untuk inflasi, Fernando mengatakan Bank Indonesia memperkirakan akan berada di atas rentang 3+/- 1 persen. Namun untuk tahun 2023 akan berada dalam rentang 3+/- 1 persen.

Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara/Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah MI Bank Indonesia Sulaewsi Utara, Marwadi mengatakan, PTBI digelar untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia ke depan.

Pandangan dan arahan ini dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan, khusunya bagi pelaku industri, investor, dan kalangan dunia usaha dalam menentukan berbagai kebijakan atau keputusan bisnis ke depan

“Pada PTBI tahun ini Bank Indonesia mengangkat tema “Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”. Sinergi kebijakan menjadi kunci yang telah membawa Indonesia dapat tetap berdaya tahan dan mampu melewati tantangan berat. Sementara inovasi merupakan elemen penting menghadapi dinamika pesatnya perubahan dan tantangan ketidakpastian yang semakin kompleks,” ujar Marwadi.

Sepanjang tahun 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara telah merasakan sinergi dan kolaborasi yang erat dengan segenap pemangku kepentingan termasuk Pemerintah Daerah.

“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada seluruh Pemerintah Daerah, instansi vertikal, mitra strategis kami di daerah, perbankan, pelaku usaha, teman-teman UMKM, media, dan seluruh pihak, atas kerja sama yang sudah berlangsung baik selama ini,” ujarnya.(jm)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *