Barometer.co.id-Manado. Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada bulan Januari 2023 sebesar 77,86 juta dolar AS. Nilai ini turun 4,96 persen dibanding Desember 2022 (mtm), namun meningkat 28,39 juta dolar AS dibanding Januari 2022 (yoy).

Pada bulan Desember 2022, nilai ekspor Sulut mencapai 81,92 juta dolar AS, sedangkan pada Januari 2022, 60,64 juta dolar AS.

“Kontribusi terbesar masih disumbang oleh komoditas lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), senilai 46,07 juta dolar AS atau 59,18 persen dari total ekspor,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra.

Komoditas lainnya yang menjadi penyumbang terbesar adalah Logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 5,99 juta dolar AS (7,69 persen) dan Ikan, Krustasea dan Moluska sebesar 5,93 juta dolar AS(7,62 persen).

Asim mengatakan, komoditas lemak dan minyak hewani/nabati mengalami peningkatan volume sebesar 17,22 persen dibanding bulan Desember 2022. Pada bulan terakhir tahun 2022, volume ekspor sebanyak 43.966 ton, naik menjadi 51.538 ton pada Januari 2023. Namun peningkatan volume terbesar terjadi pada komoditas Garam, belerang, batu dan semen sebesar 81,70 persen, yakni dari 26.500 ton menjadi 48.150 ton.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan volume terbesar adalah Logam mulai dan perhiasan/permata sebesar -74,55 persen. Pada Desember 2022, volume ekspor mencapai 0,39 ton, sedangkan pada Januari hanya 0,10 ton.

Sementara untuk impor pada Januari 2023 sebesar 17,69 juta dolar AS, naik 51,53 persen dibanding Desember 2022 yang sebesar 11,69 juta dolar AS, dan nak 120,98 persen dibanding Januari 2022 yang sebesar 8,00 juta dolar AS.

“Komoditas impor terbesar Sulut adalah Bahan bakar mineral sebesar 14,26 juta dolar AS, atau mencapai 80,64 persen dari total impor,” ujar Asim.

Komoditas impor lainnya yaitu Bahan kimia Organik sebesar 1,48 juta dolar AS(8,35 persen) dan Garam, belerang, batu dan semen 0,60 juta dolar AS (3,40 persen).(jm)