Tak Dapat Suport Pengprov, Kontingen Pra PON Muaythai Optimalkan Dana Bantuan KONI Sulut

Barometer.co.id-Manado. Meski tak mendapatkan support Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Indonesia (MI) Sulut, yang dinakhodai Youbert Dondokambey, tapi para atlet dan pelatih yang tergabung dalam Kontingen Pra PON Sulut tetap bersemangat menatap ajang seleksi untuk bisa bertanding di PON XXI Tahun 2024.

Berkekuatan 20 orang yang terdiri dari 18 atlet dan dua pelatih, Tim Pra PON Cabor Muaythai Sulut, Jumat (18/08) tiba di Surabaya. Mereka bisa berada di Surabaya berkat dana bantuan KONI Provinsi Sulut untuk kegiatan Babak Kualifikasi PON bagi cabang olahraga yang memiliki kriteria untuk diberikan kouta.

Pelatih Cabor Muaythai Sulut, Hendra Massie memberikan apresiasi kepada KONI Sulut yang sudah membantu keberangkatan kontingen ke Pra PON. “Sebagian besar dana yang digunakan kontingen Pra PON Muaythai berasal dari bantuan KONI Sulut dan swadaya pelatih dan atlet,” kata Massie.

Menurutnya, sebelum berangkat ke Pra PON di Surabaya yang akan berlangsung 20 s.d. 27 Agustus 2023, tim pelatih dan atlet sudah sepakat untuk memaksimalkan dana bantuan KONI Sulut yang diberikan kepada para pelatih dan atlet yaitu uang saku.

“KONI Sulut memberikan bantuan dana tiket pesawat dan uang saku. Sementara untuk akomodasi, transportasi dan konsumsi hingga pengadaan peralatan bertanding didapatkan dari swadaya pelatih dan atlet yang diambil dari uang saku dari KONI Sulut,” kata Massie yang dibenarkan asisten pelatih Minarti Palangda.
Ketika ditanya peran Pengprov MI Sulut, keduanya hanya tersenyum pahit. “Kami sudah berusaha melaporkan keberangkatan kami ke Pra PON kepada Ketua Umum Pengprov MI Sulut, tapi hingga kami berada di Surabaya tidak ada respon,” kata keduanya sambil memperlihatkan bukti pesan WA yang dikirimkan kepada Ketua Pengprov MI Sulut, Youbert Dondokambey.

“Awal bulan Agustus lalu Pak Ketua sempat balas pesan di WA dan meminta untuk menunggu hingga kepulangannya dari luar negeri. Tapi, setelah tanggal kepulangannya, tim pelatih berinisiatif untuk datang ke kantor ketua umum untuk melaporkan rencana keikutsertaan di Pra PON. Sayangnya hingga kini tidak ada respon,” tukas Massie.

Jadi, tanpa adanya perhatian Pengprov MI Sulut, memaksa para atlet dan pelatih harus mengoptimalkan dana bantuan KONI Sulut. Salah satunya harus menggunakan akomodasi terbatas di Surabaya. “Kami terpaksa harus menyewa apartemen 2 ruangan untuk menampung 20 orang atlet dan pelatih lewat swadaya dari atlet dan pelatih dari uang saku pemberian KONI Sulut,” imbuhnya.

Walaupun harus berangkat dengan dana terbatas ke Pra PON, tapi seluruh atlet tampaknya tetap memiliki semangat juang yang tinggi. “Kami akan tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi Sulawesi Utara. Terima kasih KONI Sulut sudah memfasilitasi keberangkatan kami ke Pra PON di Surabaya,” ujar Massie yang diiyakan seluruh atlet.(dni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *