Barometer.co.id-Manado. Penerimaan pajak di Provinsi Sulawesi Utara hingga 30 November 2024 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif yakni -11,50 persen senilai Rp3,415 triliun. Target penerimaan di Sulawesi Utara sebesar Rp4,264 triliun. Kepala Kanwil DJP Suluttenggomalut, Eureka Putra mengatakan, pertumbuhan negatif ini terjadi karena beberapa faktor.
“Di Sulawesi Utara, penerimaan tumbuh negatif karena sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Industri Pengolahan mengalami perlambatan. Juga karena berkurangnya pembayaran PBB Pertambangan, di mana pertumbuhan PBB mengalami penurunan sebesar -68 persen dengan realisasi senilai 38 Miliar. Hal ini disebabkan karena tahun 2023 terdapat pembayaran tunggakan PBB yang tidak terjadi lagi di tahun ini, dan masih belum stabilnya harga komoditas seperti Kopra di Bitung dan Kotamobagu,” kata Eureka.
Faktor lainnya yang juga menjadi penyebab pertumbuhan penerimaan di Sulut negatif karena di sektor Real Estat terjadi perlambatan terutama didorong oleh penurunan konstruksi bangunan di perkotaan.
Eureka mengatakan, pertumbuhan negatif juga terjadi pada PPh Final -8,77 persen, disebabkan tahun 2023 terdapat pembayaran PPh atas saham pendiri atas WP IPO dan pembayaran PPh konstruksi yang tidak terulang kembali di tahun 2024.
“Harapannya dengan berbagai effort di bulan Desember ini terjadi pertumbuhan positif sehingga target penerimaan bisa tercapai,” ujar Eureka.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di Sulawesi Utara yang mengalami pertumbuhan positif hanya KPP Pratama Manado yakni sebesar 11,22 persen dengan nilai Rp2,016 triliun dan telah mencapai 82,55 persen dari target.
KPP Pratama Bitung mengalami pertumbuhan -13,46 persen, dengan nilai Rp760 miliar dan capaian 80,46 persen. KPP Pratama Kotamobagu tumbuh -8,06 persen senilai Rp567 miliar dengan capaian 72,37 persen dan KPP Pratama Tahuna tumbuh -1,22 persen dengan nilai Rp170 miliar dan capaian 74,20 persen.
Dari empat provinsi yang berada di wilayah kerja DJP Suluttenggomalut, hanya Sulawesi Utara yang mengalami kontraksi. Sementara Maluku Utara mengalami pertumbuhan 25,06 persen, Sulawesi Tengah tumbuh 11,45 persen dan Gorontalo tumbuh 7,66 persen.(jou)