Barometer.co.id-Manado. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2024 sebesar 5,39 persen (yoy). Angka ini melambat dibanding tahun 2023 yang tumbuh 5,48 persen. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara masih tetap berada di atas nasional yang sebesar 5,03 persen.
Pada kuartal IV tahun 2024, ekonomi Sulut tumbuh 6,45 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q) dan 5,59 persen (yoy) atau dibanding kuartal IV tahun 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara Aidil Adha mengatakan ada tiga aktivitas produksi yang yang menopang ekonomi Sulawesi Utara. “Tiga aktivitas produksi tersebut yaitu peningkatan aktivitas produksi, peningkatan daya beli masyarakat serta peningkatan mobilitas masyarakat dan pelaksanaan Pilkada,” kata Aidil, Rabu (05/02/25).
Aidil mengatakan, dari sisi Lapangan Usaha, yang tumbuh paling tinggi adalah Jasa Lainnya sebesar 10,97 persen, kemudian Administrasi Pemerintahan 9,84 persen dan Jasa Pendidikan 6,92 persen.
Sedangkan tiga Lapangan Usaha dengan share terbesar pada PDRB Sulut yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tumbuh 5,34 persen. Kemudian Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 5,74 persen serta Transportasi dan Pergudangan tumbuh 5,97 persen.
“Lapangan usaha Jasa Lainnya tumbuh ekspansif pada tahun 2024, pertama karena banyaknya event berskala lokal, nasional, dan internasional. Kedua adanya peningkatan aktivitas partai politik karena penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024,” kata Aidil.
Administrasi Pemerintahan juga tumbuh tinggi karena peningkatan realisasi belanja pegawai pada tahun 2024. “Faktor utama yang berkontribusi termasuk kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pensiunan ASN, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) ASN yang mencakup gaji dan tunjangan kinerja sebesar 100 persen, serta Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja (P3K) tahun 2024,” jelas Aidil.
Ia mengatakan, sumber pertumbuhan menurut Lapangan Usaha terbesar pada tahun 2024 adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,05 persen. Kemudian Perdagangan 0,76 persen dan Administrasi Pemerintahan 0,60 persen.
Menurut Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, Aidil mengatakan pertumbuhan tertinggi adalah Konsumsi LNPRT sebesar 10,35 persen, Konsumsi Pemerintah 6,33 persen dan Konsumsi Rumah Tangga 5,25 persen. Sementara PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) temasuk investasi tumbuh 3,88 persen dan ekspor Barang dan Jasa 1,72 persen. Sedangkan impor barang dan jasa mengalami kontraksi -0,21 persen.
“Sumber pertumbuhan dari sisi pengeluaran yang terbesar adalah Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,45 persen, kemudian PMTB 1,34 persen dan Konsumsi Pemerintah 0,88 persen,” jelas Aidil.(jou)