Barometer.co.id – Amurang.
Biasanya transaksi pembayaran di cafe, menggunakan uang atau saat ini bisa juga uang elektronik. Namun ada yang unik pada Cafe Pejuang Lingkungan yang diluncurkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Minahasa Selatan (Minsel). Mereka menggunakan sampah sebagai alat pembayaran.
Cafe yang berada di kawasan Kantor Bupati Minsel ini dan dibuka pada Jumat (12/11) memang unik dan berbeda dari lainnya. Ini tidak lepas dari bagian sosialiasi menggugah masyarakat dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Cafe ini dioperasikan di lingkungan Kantor Bupati. Tujuannya memang memberikan edukasi dan sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan, sesuai dengan pesan Bupati Franky Donny Wongkar. Dalam artian sampah dapat memberi nilai tambah. Sehingga ujungnya meminimalisir sampah yang masuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir, red),” papar Kepala DLH Minsel Roi Sumangkut.
Dikatakannya ada sejumlah jenis sampah yang dapat dijadikan alat pembayaran. “Cafe menerima botol plastik minuman, emberan, kertas, karton dan lainnya. Pastinya yang memiliki nilai jual. Saya contohkan untuk segelas kopi dapat ditukarkan dengan 10 botol plastik minuman air mineral,” tukasnya.
Lanjut Cafe Pejuang Lingkungan bekerjasama dengan bank sampah yang telah ada di Minsel. “Sampah yang terkumpul sebagai alat transaksi dijual ke bank sampah. Mereka sudah aktif sejak kurang lebih tiga tahun. Dengan demikian sampah benar-benar masih memiliki nilai ekonomis,” jelas Sumangkut.
Rencana kedepan, pihak DLH juga akan bekerjasama dengan sejumlah cafe yang memiliki komitmen sayangi bumi. “Pada kerjasama tersebut ada menu-menu yang dapat dibayar menggunakan sampah. Nantinya kami akan menukarkan atau membeli sampah yang terkumpul,” beber Sumangkut.
Dia mengajak masyarakat dapat menikmati kopi di Cafe Pejuang Lingkungan. “Mari kita ngopi sambil selamatkan lingkungan. Sampah sekarang sudah menjadi barang ekonomis,” pungkasnya.(jim)
1 Komentar
Keren mas broππ
Komentar ditutup.