Datangi Lokasi Bencana, Komisi V DPR RI Sebut Untuk Berikan Solusi dan Eksekusi

Barometer.co.id – Amurang
Kejadian bencana longsoran atau sliding pada dasar Pantai Amurang mendapat perhatian serius dari DPR RI. Ini dibuktikan dengan kedatangan tim Komisi V yang dipimpin langsung oleh ketuannya, Lasarus yang juga anggota Fraksi PDIP P pada Kamis (30/06).

Kedatangan tim Komisi V bersama mitra kerja di Kementrian dan Badan untuk peninjauan infrsastruktur jalan dan jembatan pasca bencana. Sekaligus pula pembangunan rumah relokasi penduduk dari kawasan bencana.

Komisi V yang ikut datang yakni Sarce Bandaso dan Harvey Malaiholo keduanya dari Fraksi PDIP.  Cen Sui Lan anggota Fraksi Golkar, Syahrul Maazat dari Fraksi PKS serta Athari Ghauthi yang merupakan anggota Fraksi PAN.

Dalam penyampaian, Lasarus yang berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Barat menyebutkan kedatangan mereka bukan hanya untuk meninjau. Namun kehadiran mereka untuk membawa solusi sekaligus eksekusi masalah.

“Jadi kunjungan kami bukan seremonial, tapi menyelesaikan masalah. Makanya kami juga membawa mitra kerja yang menangani langsung persoalan seperti ini. Sebgai wakil rakyat kami mendesak ada langkah-langkah kongkrit dari pemerintah untuk menyelesaikan. Sesampai di Jakarta nanti, kami akan langsung rapatkan dengan Kementrian PUPR dan Kementrian maupun Badan terkait,” sebutnya saat presentasi di Hotel Sutanraja Amurang.

Pada kunjungan di lokasi bencana yang berada di Kelurahan Uwuran I Kecamatan Amurang, Lasarus berharap dari Kementrian PUPR melalui Dirjen dan Direktut berserta tim dapat segera membawa hasil penelitia  di rapat Komisi. Sehingga nantinya hasil kerja kunjungan saat ini dapat segera dieksekusi.

Dia berpesan kepada Bupati Minsel agar menyelesaikan tugas-tugas sebagai kepala daerah. “Saya berpesan kepada bupati selaku kepala daerah selesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan dari pemerintah daerah. Sehingga nantinya pèmerintah pusat dalam hal ini kementrian PUPR, kementrian lembaga terkait dengan komisi 5 akan memproses lebih lanjut sesuai ketentuan aturan yang berlaku baik penganggaran dan seterusnya terkait relokasi bagi korban bencana,”tandasnya.

Ditanya soal pembuatan jembatan dan jalan, semuanya itu menunggu hasil uji geologi terlebih dahulu. Jangan nanti membangun bangunan baru kemudian ada bencana lagi hancur lagi.

“Memang untuk memindahkan ruas jalan ini tidak mudah, itu perlu pembebasan lahan dan lain sebagainya, ini semua harus ada solusinya yang baik, misalnya untuk memindahkan jembatan itu sangat urgent sejauh mana ini jembatan bisa digeser ke hulu sedikit tapi dengan pertimbangan teknis,” terangnya.

Dirinya juga menegaskan paling diutamakan sekarang ini bagaimana langkah cepat kita kondisikan dengan kondisi  sekarang yang ada. “Intinya yang perlu kita tanggani masyarakat yang terdampak bencana ini, sekali lagi ilmu pasti ini semua jangan berandai-andai nanti salah prediksi nanti masyarakat jadi korban,” sebutnya.

Lanjut Lasarus menyampaikan akan ada relokasi perumahan warga yang terkena maupun terdampak bencana. Data yang ada untuk korban bencana sebanyak 127 KK. Masih ada  kemungkinan bertambah lagi.

“Untuk relokasi menunggu hasil uji dari teknis geologi di lokasi yang telah dihibahkan oleh Wagub Sulut lebih lanjut dan akan mendapat jumlah akhir final yang akan direlokasi nantinya.

“Itupun berlaku bagi rumah-rumah yang ada saat ini dipermukaan yang terdampak bencana secara teknis harus dipindahkan. Sehingga kita kerja tidak berulang kali cukup sekali namun pasti, jangan nanti ada bencana dipindahkan lagi, makanya kita harus antisipasi saat ini supaya ada cocok seperti ini atau andaikata hasil analisa teknis seperti itu nantinya untuk dipindahkan,” kuncinya.(jim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *