Barometer.co.id-Manado. Provinsi Sulawesi Utara genap berusia 60 Tahun pada tanggal 23 September 2024. Dalam waktu lebih dari setengah abad, prestasi olahraga mengalami pasang surut dan puncaknya ada pada Tahun 1996, yakni PON XIV di Jakarta.
Ketika itu di era olahraga masih mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi plus pendanaan tak terbatas yang dikoordinir Gubernur E.E. Mangindaan, para atlet Sulawesi Utara mampu memberikan kontribusi berupa 14 medali emas 17 perak dan 23 perunggu sekaligus menduduki peringkat ke-11 secara nasional. Keberhasilan mengumpulkan 54 medali merupakan prestasi terbaik sepanjang keikutsertaan Sulawesi Utara di Pesta Olahraga Paling Bergengsi di Bumi Nusantara.
Lepas tahun 1996, Sulut masih tetap disegani di ajang multi iven nasional setelah empat tahun kemudian, tepatnya tahun 2000 di PON XV Surabaya, para atlet terbaik, yang masih didominasi hasil pembinaan Tahun 1996, berhasil mendulang 11 medali emas 15 perak dan 21 perunggu. Lewat perolehan 47 medali, Sulut menempati posisi Ke-11 dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Tahun 2004 di Palembang tepatnya PON XVI hingga PON XVII Kaltim Tahun 2008, yang mendapat dukungan dari figur Ketua Harian KONI Sulut, Jimmy Rimba Rogi, prestasi Sulut masih tetap terjaga karena perolehan medali emas masih dua digit. Namun di Tahun 2012 pada pelaksanaan PON XVIII Riau, prestasi dan perolehan medali kontingen Sulut sudah mulai goyah. Bahkan, medali emas tinggal satu digit yakni 6 keping plus perak 6 keping dan perunggu 7 keping.
Titik terendah dari seluruh rangkaian prestasi Sulut dalam 20 tahun setelah sukses di Tahun 1996 terjadi di PON XIX Jawa Barat 2016. Ketika itu, Sulut nyaris tidak mampu meraih medali emas. Beruntung Cabor Bridge lewat pasangan campuran yang ditransfer dari luar Sulut yakni Stefanus Supeno dan Sartje Pontoh, sukses mencuri emas di penghujung pelaksanaan PON.
Terpuruknya prestasi olahraga saat pelaksanaan PON XIX Jawa Barat Tahun 2016 tak lepas dari regenerasi atlet yang sedikit terlambat. Apalagi sejumlah atlet yang sedang berada pada masa keemasan memilih hijrah ke provinsi lain seperti Farand Papendang ke Papua Barat, Vincky Montolalu dan Mathias Mandiangan, peraih emas PON Riau juga pindah ke Jakarta.
Chintya Pua, atlet anggar peraih medali perak di PON Riau hijrah ke Kalimantan Timur, Hendra Tarega, Richard Tarega, juga peraih perak di Riau juga pindah ke Jawa Tengah, Miki Wowor, atlet Selam potensial yang nyaris membuat kejutan di PON Riau juga pindah ke Jawa Timur, dua kakak beradik Keluarga Tulong, atlet Cabor Aeromodelling peraih medali perak di Riau juga kembali ke Jawa Barat membuat kondisi Sulut jelang PON XIX Jabar memprihatinkan.
Hasil mengecewakan di Jabar sekaligus mengantarkan prestasi olahraga Sulut di posisi Ke-31 dari 34 provinsi peserta PON. Secara keseluruhan Sulut hanya mendapatkan 1 medali emas 0 perak dan 8 perunggu sehingga secara keseluruhan hanya mengemas 9 medali atau satu digit. Hasil tersebut nyaris menyamai prestasi Sulut di PON XIII Tahun 1993 saat Sulut hanya mendapatkan 1 emas dari Cabor Karate atas nama Meyti Kaseger.
Berbekal hasil mengecewakan di Jabar, upaya peningkatan prestasi dicanangkan oleh KONI Sulut yang ditopang oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, yang dipimpin Gubernur Olly Dondokambey. PON XX Papua menjadi target peningkatan prestasi olahraga Sulut. Hasilnya target lebih baik dari PON Jabar berhasil ketika para atlet Sulut meraih 4 medali emas dan menempati posisi ke-23 dari sebelumnya peringkat Ke-31. Sukses ini berkat keseriusan Ketua Umum KONI Sulut, Drs Steven Kandouw dalam persiapan hingga pelaksanaan PON.
Perubahan prestasi olahraga Sulut secara signifikan baru terjadi lagi di Tahun 2024 bertepatan dengan Peringatan HUT Ke-60. Ketika itu, di PON bersejarah karena dilaksanakan di dua provinsi dengan jumlah peserta 38 Provinsi, dipimpin langsung Ketua Umum KONI Sulut, Drs Steven Kandouw didampingi Ketua Harian yang juga Ketua Satgas PON, Brigjen TNI (Purn) Theodorus Kawatu SIP, atlet atlet Sulut berhasil mengumpulkan 42 medali dan menempati posisi Ke-17.
Capaian peringkat 17 dari 38 Provinsi sekaligus mengantarkan Kontingen Sulawesi Utara meraih hasil terbaik kedua di seluruh Provinsi yang ada di Pulau Sulawesi setelah Sulawesi Selatan, yang hanya unggul jumlah medali perak yakni 10 Emas, 19 Perak dan 32 Perunggu.
Keunggulan Sulsel dalam perolehan medali perak wajar karena jumlah Kontingen sebanyak 630 orang terdiri dari 406 atlet, 139 pelatih dan 75 ofisial, sementara Kontingen Sulut pada pelaksanaan PON di dua provinsi berbeda hanya diperkuat 198 atlet, 55 pelatih dan 40 ofisial kontingen.(Denny Andries)