Barometer.co.id-Manado. Pembayaran secara digital dan nontunai di Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia mencatat, pada Triwulan IV 2024, volume dan nilai transaksi menggunakan QRIS, Uang Elektronik (UE) dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Andry Prasmuko mengatakan, saat ini terdapat pergeseran preferensi masyarakat dalam memilih sistem pembayaran yang semakin mengarah ke pembayaran digital.
“Hal ini seiring dengan meningkatnya infrastruktur pendukung, literasi keuangan digital dan kebijakan elektronifikasi transaksi. Terkait hal tersebut transaksi menggunakan QRIS dan UE terus mencatat pertumbuhan positif karena penggunaannya lebih mudah bagi pedagang ritel, UMKM, hingga sektor jasa,” ujar Andry.
Penggunaan UE menurut Andry juga semakin diminati terutama untuk kebutuhan transportasi publik dan biaya parkir. Di sisi lain, nilai transaksi menggunakan APMK relatif stabil yang mengindikasikan pembayaran menggunakan APMK masih terus dipergunakan masyarakat.
Sementara itu, beberapa instrumen seperti BI-RTGS dan SKNBI mengalami penurunan volume transaksi, menunjukkan adanya perubahan preferensi masyarakat untuk sistem pembayaran yang lebih efisien dan murah.
Untuk pembayaran menggunakan kartu yakni APMK, terdiri dari Kartu ATM/Debit dan Kartu Kredit. Berdasarkan data dari Buku Laporan Perekonomian Sulawesi Utara periode Februari 2025 yang dirilis Bank Indonesia, volume transaksi Kartu ATM/Debit pada Triwulan IV 2024 sebanyak 18,8 juta, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebanyak 17,51 juta. Walaupun, secara persentase masih terkontraksi -1,57 persen secara year on year (yoy) atau dibanding triwulan IV 2023.
Sejalan dengan volume, nilai transaksi kartu ATM/Debit juga mengalami peningkatan pada triwulan IV 2024, yakni sebesar Rp16,6 triliun, sementara pada triwulan sebelumnya Rp15,7 triliun. Namun nilai transaksi juga mengalami kontraksi 5,14 persen (yoy).
Sementara volume transaksi Kartu Kredit pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 389.118 transaksi, meningkat 12,42 persen dibanding triwulan sebelumnya sebesar 353.526 transaksi.
“Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan akseptasi penggunaan pembayaran menggunakan Kartu Kredit di Sulawesi Utara,” ujar Prasmuko.
Sedangkan nilai transaksi Kartu Kredit pada Triwulan IV 2024 sebesar Rp328 miliar, meningkat dibanding triwulan III 2024 yang sebesar Rp320,97 miliar. Namun berbeda dengan volume transaksi yang mengalami kenaikan dibanding tahun 2023, nilai transaksi justru menurun 5,46 persen (yoy).
“Data tersebut mengindikasikan masyarakat masih memiliki preferensi untuk menggunakan Kartu Kredit dalam melakukan transaksi, namun instrumen tersebut dipergunakan untuk nominal yang lebih kecil dibanding sebelumnya,” ujar Prasmuko.
Penggunaan Uang Elektronik pada triwulan IV 2024 juga mengalami peningkatan. Tercatat volume transaksi UE pada periode tersebut sebanyak 5,96 juta transaksi, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang sebanyak 5,69 juta transaksi. Volume transaksi tersebut tumbuh 16,78 persen (yoy) atau dibanding triwulan IV 2023.
Nilai transaksi UE pada Triwulan IV 2024 yang sebesar Rp566,22 miliar, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar Rp596 miliar. Namun dibanding triwulan IV 2023, tumbuh 12,58 persen.
“Nilai transaksi tumbuh 12,58 persen (yoy), walaupun melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 23,98 persen (yoy),” kata Prasmuko.
Selanjutnya volume transaksi QRIS di Sulawesi Utara pada triwulan IV 2024 sebanyak 6.479.582 kali, tumbuh 207,93 persen (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan sebelumya yang mencapai 306,73 persen (yoy). Nilai transaksi QRIS pada triwulan IV 2024 mencapai Rp9,22 miliar, tumbuh 180,51 persen (yoy).
Di sisi lain, volume dan nilai transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) di Sulut pada triwulan IV 2024, tercatat sebesar Rp6 Triliun atau terkontraksi sebesar 5,86 persen (yoy).
“Penurunan ini disebabkan oleh tersedianya berbagai pilihan transfer dana yang menawarkan biaya administrasi yang lebih rendah seperti BI-Fast, transfer online, dan SKNBI terutama untuk transaksi tidak bernilai besar dan tidak memerlukan layanan RTGS,” ujar Prasmuko.
Ia mengatakan, pada triwulan IV 2024, nilai transaksi SKNBI secara total kliring kredit dan kliring debit juga terkontraksi sebesar 9,82% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -9,42% (yoy).(jou)