Barometer.co.id-Manado. Pada triwulan I tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara sebesar 5,62% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini hanya sedikit melambat dibanding periode yang sama tahun 2023 yang sebesar 5,64%. Pertumbuhan Ekonomi Sulut pada Triwulan I ini jauh lebih tinggi dari nasional yang sebesar 4,87%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha mengatakan, berdasarkan Lapangan Usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Transportasi dan pergudangan yang mencapai 14,55%. “Mobilitas masyarakat Sulawesi Utara pada triwulan ini menunjukkan pertumbuhan yang ekspansif. Peningkatan ini didorong oleh tingginya pergerakan penumpang transportasi umum, baik angkutan darat, laut, maupun udara, seiring dengan momentum libur panjang dan cuti bersama dalam rangka perayaan Imlek, Nyepi, dan Idulfitri,” kata Aidil saat menyampaikan rilis Pertumbuhan Ekonomi Sulut, Senin (05/05/25).

Lapangan Usaha berikutnya dengan pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,97% dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 7,73%.

“Peningkatan lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ditunjukkan oleh naiknya realisasi belanja pemerintah untuk institusi kesehatan. Peningkatan jumlah klinik dan rumah sakit juga ikut mendorong aktivitas di sektor ini,” kata Aidil.

Sedangkan meningkatnya lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menurut Aidil karena dimulainya musim panen raya komoditas padi dan jagung serta meningkatkan produksi komoditas perkebunan, peternakan dan perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Idulfitri.

Untuk sumber pertumbuhan, Lapangan Usaha Pertanian menjadi yang terbesar yakni mencapai 1,54%, kemudian Transportasi 1,12% dan Perdagangan Besar dan eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,72%. Lapangan usaha tersebut pada Triwulan I tumbuh 5,37%.

“Lapangan Usaha Pertanian menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, karena memiliki share PDRB terbesar yakni mencapai 21,47 persen. Sedangkan Transportasi memiliki share 11,07 persen dan Perdagangan 13,71 persen,” jelas Aidil.

Sementara dari pertumbuhan ekonomi menurut Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Ekspor Luar Negeri yang mencapai 32,31% kemudian Konsumsi Rumah Tangga 5,81%, Konsumsi Pemerintah 3,12% dan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) 0,96%. Sedangkan LNPRT mengalami kontraksi 2,90% dan Impor Luar Negeri juga terkontraksi sangat dalam mencapai 28,68%.

Sumber pertumbuhan menurut pengeluaran yang terbesar adalah Ekspor Luar Negeri mencapai 3,90%, kemudian Konsumsi Rumah Tangga 2,73%, Konsumsi Pemerintah 0,43% dan PMTB,29%. LNPRT memberi andil -1,73%.

Sementara dibandingkan dengan triwulan I tahun 2025 atau secara q to q, Pertumbuhan Ekonomi Sulut mengalami kontraksi sebesar 7,66%. Aidil mengatakan, kontraksi pada triwulan I merupakan pola musiman yang terjadi pada setiap tahun. Pada Triwulan I tahun 2024, pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi sebesar 7,69% dan pada 2023 sebesar 8,23% (qtq).

Rilis BRS pada Senin juga dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sulawesi Utara, Steven Liow.(jou)

Sumber: BPS Sulut
Sumber: BPS Sulut