Barometer.co.id-Manado. Sektor Pertanian dan Pariwisata dapat menjadi andalan Sulawesi Utara dalam meningkatkan perekonomian. Namun dua sektor tersebut harus dijadikan industri agar bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Sulut.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra. Menurutnya, pertanian masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Sulut yang pada Triwulan I tahun 2022 sebesar 21,60 persen. Secara year on year, sektor Pertanian tumbuh 6,40 persen, namun secara qtq atau dibanding triwulan sebelumnya, terkontrakasi 3,69 persen. Sementara di sektor pariwisata, saat ini pemerintah tengah menggenjot Likupang yang merupakan salah satu dari Destinasi Super Prioritas di Indonesia.
“Sektor pertanian saat ini belum menjadi industri di Sulawesi Utara. Seharusnya ada industri di Sulut yang mengolah hasil pertanian yang dihasilkan di sini. Contoh India yang sampai saat ini masih menerima ampas kelapa yang merupakan bahan baku untuk membuat kosmetik,” ujar Asim.
Begitu juga dengan pariwisata. Menurut Asim, jangan hanya mengandalkan tempat wisata, tetapi semua sektor yang berhubungan dengan pariwisata harus dikembangkan.
“Misalnya di bandara ada pertunjukan tari untuk disuguhkan kepada wisatawan yang baru tiba. Begitu juga di hotel ada pertunjukan seni. Selain itu, harus ada juga industri oleh-oleh bagi wisatawan,” jelas Asim seraya menambahkan, pelaku pariwisata Sulut harus mampu melayani tamu dengan baik sejak tiba sampai pulang.
Ekonomi Sulut saat ini yang masih tumbuh 3 sampai 4 persen menurut Asim masih merupakan posisi bertahan. Sulut menurutnya harus mencapai pertumbuhan ekonomi 5 sampai 6 persen agar bisa bersaing dengan provinsi besar.
“Untuk mencapai pertumbuhan tersebut harus menerapkan strategi total football. Poteinsinya ada. Sumber daya yang ada di Sulut baik. Kualitas SDM, tingkat pendidikan di Sulut tinggi dan pada tahun 2021, untuk pertama kalinya tingkat pendidikan perempuan lebih tinggi dari laki-laki,” ujar Asim.(jm)