Barometer.co.id-Sabang. Perjuangan Atlet Selam Sulut, Akuinas Miki Wowor dalam perburuan medali emas nomor Finsswiming 3000 meter bukan gampang. Selain berpacu dengan atlet dari provinsi lain, Miki juga harus menantang arus laut yang cukup deras disela sela amukan angin kencang di Dermaga Angkatan Laut Kota Sabang, Rabu (18/09) pagi.

Kepada media ini, Miki mengaku arus laut yang cukup deras. Beruntung pengalaman berlatih di beberapa lokasi perairan laut di Manado membuat Miki konsisten mempertahankan ayunan sehingga berhasil finish tercepat dengan catatan waktu 34:10,15 detik.

Posisi kedua sekaligus medali perak direbut atlet asal Kaltim dengan catatan waktu 35:16,65 disusul atlet Jawa Tengah yang berhasil finish dengan waktu 35:27,14 detik. “Selain arus, lokasi venue juga berombak,” kata Miki.

Hasil capaian Miki lebih baik dari yang didapat di PON Papua. Namun, di Papua, Miki memperoleh dua medali yakni perak dan perunggu karena nomor yang dilombakan untuk finsswiming ada dua. Kalau di PON XXI hanya nomor 3000 meter yang dilombakan.

Miki Wowor telah berlaga di PON sejak di Riau Tahun 2012. Ketika itu bersama Christopher Masengi, sudah memimpin di nomor 10 ribu meter, namun sekitar 500 meter menjelang finish mereka tidak bisa melanjutkan lomba karena kakinya keram.

Usai PON Riau, Miki Wowor hijrah ke Jawa Timur saat pelaksanaan PON XIX Jawa Barat Tahun 2016. Ketika itu, Miki sukses mempersembahkan medali emas bagi Kontingen Jatim. Dengan hasil ini, Miki Wowor yang mengawali karirnya dari Cabor Renang binaan PPLP Sulut, telah berhasil mendulang medali dalam tiga PON terakhir.

Secara keseluruhan, Kontingen Selam Sulut yang disupport langsung oleh Ketua Umum Pengprov POSSI Sulut, Rocky Wowor, berhasil mengemas satu medali emas dan dua perunggu.

Sebelumnya di nomor OBA M.Cours Putri, Alicia Pangalila berhasil finish di posisi ketiga sekaligus meraih medali perunggu. Kemudian di nomor finsswiming 3000 meter putri, Trivena Turambi berhasil melewati tantangan cuaca dan finish di posisi ketiga.

Andrew Rorimpandey yang harus menjalani lomba karena penundaan jadwal, akhirnya gagal meraih medali. Sebab, ketika ia belaga di nomor OBA, kondisi alam di lokasi venue tidak bersahabat sehingga atlet yang tampil hasil penundaan waktu, terkendala gelombang.(dni)