oleh

Golkar Takluk, Kini Berlindung di Banteng

Barometer.co.id – Amurang 
DPRD Minahasa Selatan (Minsel) dapat dikatakan saat ini dalam kondisi tenang. Hampir dapat dikatakan hampir tidak ada riak-riak. Tak pelak program-program pemerintah dapat meluncur mulus.

Ademnya rumah rakyat Minsel tidak lepas lantaran ketiadaan oposisi sebagai penyeimbang. Partai Golkar yang kini tidak lagi memegang eksekutif akibat kalah di Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 lebih memilih posisi aman.

Koalisi yang dibangun Golkar saat Pilkada juga telah mencair dan tidak memilih posisi oposisi. Padahal koalisi ini memiliki 17 kursi atau mayoritas di DPRD. Tak heran bila kini dikatakan Golkar telah berada pada bayang-bayang PDIP yang kini memegang eksekutif.

Takluknya Beringin terhadap Banteng sangat terlihat pada pembahasan APBD, pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) serta penyusunan sejumlah Perda. Pilihan Beringin bersama koalisi untuk tidak menjadi oposisi dan kooperartif dengan PDIP sebagai penguasa pada satu sisi jelas menguntungkan eksekutif. 

Program-program yang diajukan oleh eksekutif dapat dipastikan gol tanpa hambatan. Hal ini dapat mempercepat jalannya pemerintahan dan menjadi jaminan tidak akan terjadi penerbitan Perbup APBD. Sudah dapat dipastikan program-program saat kampanye juga tak ada halangan politik yang mengganggu.

Pada sisi lain, tidak adanya oposisi seperti yang dipraktekkan oleh PDIP pada periode sebelumnya dapat melemahkan fungsi DPRD. Terutama pada fungsi kontrol lantaran DPRD cenderung sama dengan ‘paduan suara’.

Koalisi Beringin yang tidak mengambil langkah oposisi atau kritis, menjadi pertanyaan. Apalagi dengan posisi sebagai pemilik suara mayoritas di DPRD dapat lebih dominan. Apakah dikarenakan Golkar yang memang dikenal tidak pernah mengambil jalur oposisi ataukah ada faktor lain.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Minsel Robby Sangkoy saat ditemui membantah pihaknya telah takluk dalam bayang-bayang PDIP. Apalagi bila dikatakan telah masuk dalam ‘kandang’ sehingga mudah dikendalikan.

“Di DPRD itukan dinamis sebagai lembaga politik. Jadi tidak benar kalau kami telah berhasil dibungkam atau takluk. Tapi benar kami tidak mengambil posisi oposisi dan memang Fraksi merupakan perpanjangan tangan dari partai. Nanti masyarakat saja yang menilai, kami tetap bekerja dan jalankan fungsi,” tuturnya.(jim)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *